Terima Kasih Tuk Bapa Wawan Dermawan



Beliau adalah seorang guru di SMAN 1 Ciamis beralamat di Mandalika Ciamis. Istrinya tidak bekerja.
Kenapa saya sangat berterima kasih kepada beliau, Bapa Wawan Dermawan...?
Pada tahun 2013, saya mulai menyewa (kontrak) rumahnya Bapa Wawan Dermawan. Namanya juga kontraktor, saya mencoba mengontrak dari rumah ke rumah dari tahun 2010-2016. Sampai akhirnya tahun 2013, saya menemukan seseorang yang menyewakan rumahnya dengan sangat baik, dialah bapa Wawan Dermawan. Yang menjadi kan saya kagum terhadap beliau adalah yang memberikan tarif sewa rumah di bawah harga umumnya. Saya juga merasa aneh, kok ada yah orang yang sangat baik, sehingga memberikan tarif sewa rumah di bawah tarif umum. Pada waktu itu, tarif nya adalah 2 juta per tahun, sedangkan umumnya di lingkungan itu, memberikan tarif antara 4-5 juta pertahun. Bahkan pembayarannya juga tidak harus di bayar kontan, bisa dicicil sampai 4 kali bayar, Alhamdulillah.
Begitulah dari tahun 2013, kemudian 2014, kemudian 2015, saya masih ngontrak di rumahnya Bapa Wawan Dermawan ini. Dan begitulah terus menerus tarif sewa rumah tetap, tidak naik-naik dan saya masih seperti dulu, membayar sewa dengan cara di cicil, kadang-kadang saya bayar dulu 500 ribu atau 1 juta dulu dan itu diterima oleh Bapa Wawan Dermawan dengan sopan santun, tidak menunjukkan rasa yang tidak menyenangkan, bahkan sangat membahagiakan sekali, Alhamdulillah.
Menginjak akhir tahun 2015, bapa Wawan Dermawan mencoba menawarkan rumah tersebut untuk dibeli oleh saya, “mudah-mudahan wae nga jodo” (mudah-mudahan aja cocok) ujarnya. “Biasana nu nyalikan bumi bapa, sok tereh gaduh bumina” (biasanya yang tinggal di rumah bapa, suka cepat dapat rumahnya) ujar Bapa Wawan Dermawan. Saya pun berseloroh akan sholat Istikharoh dan bermusyawarah dengan istri saya. Hal tersebut, belum saya ungkapkan kepada Bapa Wawan Dermawan, kondisi saya yang sebenarnya. Pada waktu itu, belum terpikir untuk membeli rumah, dikarenakan anak saya yang nomor 2 akan masuk pesantren dan tentunya membutuhkan biaya yang lumayan besar, sedangkan anak saya yang pertama sudah masuk pesantren terlebih dahulu 2 tahun sebelumnya.
Di tahun 2016, ketika saya dan istri saya bersilaturahim ke rumah Bapa Wawan Dermawan di Mandalika Ciamis, Bapa Wawan Dermawan menawarkan lagi rumah yang saya dan keluarga tempati. Kalau tidak salah waktu itu bulan Maret 2016. Kemudian saya pun memberitahukan kondisi keluarga saya, setelah bermusyawarah dengan istri saya, bahwa saya dan istri memang berminat untuk membeli rumah Bapa Wawan Dermawan, tetapi kami tidak memiliki uang kontan/cash, jika rumah tersebut sudah cocok harganya.
“Bapa punteun, sanes bade nolak kana panawisan ti Bapa, namung abdi sareng pun bojo teu gaduh kanggo mayarna secara kontan”. (Bapa mohon maaf, bukan kami menolak penawaran dari bapa, tapi kami tidak sanggup membeli rumah bapa jika harus kontan)
Mendengar hal tersebut, Bapa Wawan Dermawan pun berkata : “upami kitu permasalahanana, mangga wae sertifikat bumi nu abdi di borehkeun ka bank, engke upami tos di acc ku bank, bapa kantun bayar kontan ka abdi, janten lunas”. (kalo itu masalahnya, silahkan sertifikat rumah saya dijadikan jaminan ke bank, nanti kalo bank menyetujui, saya tinggal bayar rumah tersebut ke Bapa Wawan Dermawan secara kontan dan akhirnya lunas). “Kanggo salajengna bapa berhubungan sareng pihak bank, upami sareng abdi mah tos beres”. (Untuk selanjutnya, saya akan berhubungan dengan pihak bank, sedangkan dengan Bapa Wawan Dermawan sudah beres urusannya). “Oh upami kitu, mangga atuh bapa. Hatur nuhun kana bantosanana”. (oh kalo begitu, saya ucapkan terima kasih atas bantuannya). Dan sayapun dengan istri pamit sambil terbengong-bengong dengan kejadian yang dialami.
Sampai disitulah pembicaraan kami dengan Bapa Wawan Dermawan dan kami pun mencari bank yang mau menerima sertifikat Bapa Wawan Dermawan untuk dijaminkan ke pihak bank sebagai tanda bahwa saya dan istri akan membeli rumah bapa Wawan Dermawan.
Akhirnya sayapun beserta keluarga bisa menempati rumah tersebut dengan penuh rasa syukur dan sudah menjadi hak milik sendiri dengan cara mencicil ke bank.
Yang menjadikan saya merasa sangat bersyukur kepada Allah SWT adalah di zaman sekarang, masih ada orang yang percaya 100% mau menjaminkan sertifikat rumahnya untuk seseorang yang bukan siapa-siapa, saudara bukan, kerabat juga bukan. Bahkan kenalnya hanya sebatas pemilik dan penyewa.
Seseorang yang mau menolong orang lain dengan jalan mengorbankan dirinya sendiri, sudah sangat langka loh zaman sekarang, orang yang seperti Bapa Wawan Dermawan.
Makanya, saya mengucapkan syukur Alahamdulillah dan ucapan terima kasih kepada Bapa Wawan Dermawan beserta keluarga yang telah baik hati kepada kami, sehingga rumah yang berada di Perum Graha Persada Blok F 34 Sindangkasih Ciamis, bisa menjadi milik sendiri dan tidak perlu lagi saya menjadi KONTRAKTOR (ngontrak sana, ngontrak sini).
Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil, Ni’mal Maula Wa Ni’man Nashir (Cukuplah Allah menjadi Penolong bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung)

From : Mohammad Abduh and Family

Be Grateful

Comments

Popular posts from this blog

PERBEDAAN PANDANGAN ANTARA DEMING, JURAN, DAN CROSBY

MANAJEMEN PEMBIAYAAN

BUMI DAN LANGIT BERTASBIH