Kehidupan Sosial Rakyat Semut
Tidak ada yang
kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."(QS. Al-Baqarah, 2:32)
Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."(QS. Al-Baqarah, 2:32)
Telah disebutkan bahwa semut hidup berkoloni dan di antara mereka
terdapat pembagian kerja yang sempurna. Kalau dilihat lebih teliti, kita dapati
sistem mereka memiliki struktur sosial yang cukup menarik. Mereka pun mampu
berkorban pada tingkat yang lebih tinggi daripada manusia. Salah satu hal paling
menarik dibandingkan manusia, mereka tidak mengenal konsep semacam diskriminasi
kaya-miskin atau perebutan kekuasaan.
Banyak ilmuwan yang bertahun-tahun melakukan penelitian mendalam
tak mampu menjelaskan perilaku sosial semut yang begitu maju. Caryle P. Haskins,
Ph.D., kepala Institut Carnegie di Washington menyatakan:
Sebagian koloni semut begitu padat populasinya dan begitu luas
daerah hidupnya, sehingga tak mungkin bisa di-jelaskan bagaimana mereka dapat
membentuk tatanan yang sempurna. Jadi, pernyataan Dr. Haskins sulit
dibantah.
Sebagai contoh koloni yang besar ini, misalnya spesies semut
Formica yesensis, yang hidup di pantai Ishikari, Afrika. Koloni semut ini
tinggal di 45.000 sarang yang saling berhubungan di wilayah seluas 2,7 kilometer
persegi. Koloni yang memiliki sekitar 1.080.000 ratu dan 306.000.000 pekerja ini
dinamai "koloni super" oleh para peneliti. Ditemukan bahwa semua alat produksi
dan makanan dipertukarkan dalam koloni secara tertib. Sungguh sulit menjelaskan
bagaimana semut-semut ini mempertahankan ketertiban tanpa masalah, mengingat
luasnya tempat tinggal mereka. Harus diingat, untuk menegakkan hukum dan menjaga
ketertiban sosial, bahkan di negara beradab dengan sedikit penduduk pun,
diperlukan berbagai kekuatan keamanan. Diperlukan pula staf administrasi yang
memimpin dan mengelola unit-unit ini. Kadang-kadang ketertiban pun tidak dapat
dijaga tanpa timbul masalah, meskipun telah diupayakan sekuat tenaga.
Namun, koloni semut tidak memerlukan polisi, satpam, atau hansip.
Dan mengingat tugas sang ratu - yang kita anggap sebagai pemimpin koloni -
hanya melestarikan spesies, semut-semut ini sebenarnya tidak punya pemimpin atau
penguasa. Jadi, di antara mereka tidak ada hierarki berdasarkan rantai komando.
Lalu siapa yang menentukan ketertiban ini dan menjaga keberlanjutannya? Harun Yahya
Comments
Post a Comment